Selasa, 19 Maret 2013

Tugas LAporan Pabrikasi PT Ganesa Tecno



PT GANESA TECNO
LAPORAN HARGA POKOK PABRIK
PERIODE BERAKHIR 31 JUNI 20XX
( Rp 000)

Pemakaian Bahan Baku Langsung                                                    Rp 14.400
Biaya Tenaga Kerja Langsung                                                            Rp 12.400
Biaya Overhead Pabrik
            Biaya Tenaga Kerja Tak Langsung   Rp 1.550
            Bahan Pembantu                                 Rp 2.180
            Asuransi Pabrik                                   Rp 1.800
            Depresiasi Gedung Pabrik                 Rp 4.300
            Beban Administrasi                            Rp 3.760
Jumlah Biaya Overhead Pabrik                                               Rp 13.590
Total Biaya Pabrik                                                                                   Rp 40.330
            Persediaan Awal BDP                                                                 Rp   4.550
            Persediaan Akhir BDP                                                                (Rp  3.220)
Harga Pokok Pabrik (COGS Manufactured)                                      Rp  41.660

PT GANESA TECNO
LAPORAN HARGA POKOK PENJUALAN
PERIODE BERAKHIR 31 JUNI 20XX
( Rp 000)
Harga Pokok Pabrik                                                                              Rp 41.660
            Persediaan Awal Produk Jadi                                                 Rp   7.840
Harga Pokok Produk Siap Jual                                                           Rp 49.500
            Persediaan Akhir Produk Jadi                                                (Rp  8.110)
Harga Pokok Penjualan                                                                         Rp 41.390



Tugas Laporan Pabrikasi PT ABC



PT ABC
LAPORAN HARGA POKOK PABRIK
PERIODE BERAKHIR 31 MEI 20XX
( Rp 000)

Biaya Bahan Baku                                                                              Rp 14.060
Biaya Tenaga Kerja Langsung                                                         Rp 12.400
Biaya Overhead Pabrik
            Biaya Tenaga Kerja Tak Langsung   Rp 1.550
            Bahan Pembantu                                 Rp 2.180
            Asuransi Pabrik                                   Rp 1.800
            Depresiasi Pabrik                                Rp 4.300
            Beban Administrasi                            Rp 3.760
Jumlah Biaya Overhead Pabrik                                            Rp 13.590
Total Biaya Pabrik                                                                              Rp 40.050
            Persediaan Awal BDP                                                            Rp   4.550
            Persediaan Akhir BDP                                                           (Rp  3.220)
Harga Pokok Pabrik (COGS Manufactured)                                  Rp  41.380

PT ABC
LAPORAN HARGA POKOK PENJUALAN
PERIODE BERAKHIR 31 MEI 20XX
( Rp 000)
Harga Pokok Pabrik                                                                            Rp 41.380
          Persediaan Awal Produk Jadi                                                 Rp   7.840
Harga Pokok Produk Siap Jual                                                         Rp 49.220
          Persediaan Akhir Produk Jadi                                                (Rp  8.110)
Harga Pokok Penjualan                                                                       Rp 41.110


PERBEDAAN PRODUK SAMPINGAN, PRODUK GABUNGAN DAN SISA BAHAN (SCRAFT)

Produk Sampingan (By Product)
Produk Gabungan (Joint Product) dan Sisa Bahan (Scraft)
Produk sampingan umumnya didefinisikan sebagai produk dengan total nilai yang relatif kecil dan dihasilkan secara simultan atau bersamaan dengan suatu produk yang total nilainya lebih besar (produk utama). Contoh residu dan produk sampingan dalam industri perminyakan. Produk gabungan diproduksi secara bersamaan melalui suatu proses atau serentetan proses umum, dimana setiap produk yang dihasilkan memiliki lebih dari nilai nominal dalam bentuk sesuai dengan hasil pemrosesan tersebut. Produksi bersifat simultan karena proses produksi menghasilkan seluruh produk tanpa dapat dihindari. Peningkatan output salah satu produk akan menyebabkan meningkatnya kuantitas produk atau produk-produk lain, demikian sebaliknya, walaupun tidak harus dalam proporsi yang sama.
Titik pisah didefinisikan sebagai titik dimana produk tersebut dapat dipisahkan sebagai unit individual. Sebelumnya produk masih dalam satu kesatuan yang homogen.
1. Karakteristik Produk Sampingan dan Produk Gabungan
Asal mula produk sampingan:
- Muncul dari pembersihan produk utama (bisa bernilai, atau bisa menjadi sampah). Contoh gas dan tar dalam produksi arang, serbuk gergaji di tempat penggergajian.
- Muncul dari proses persiapan bahan baku sebelum digunakan dalam proses produksi produk utama. Contoh pemisahan biji kapas dari kapas, pemisahan kulit dari biji coklat.
Klasifikasi produk sampingan menurut dapat dipasarkannya produk pada titik pisah batas:
- Dijual dalam bentuk asalnya tanpa diproses lebih lanjut.
- Butuh proses lebih lanjut agar dapat dijual.
Contoh produk gabungan:
- Industri pengepakan daging; hewan asalnya satu biaya.
- Produk bensin.
- Produksi simultan berbagai jenis lem dan pemrosesan kedelai menjadi minyak dan bahan pangan.
Pengertian Sisa Bahan Baku
Pada umumnya, operasi pabrikasi tidak bisa lepas dari timbulnya kegiatan atau pengurangan keluaran yang disebabkan adanya sisa bahan (scrap). Manajemen dan seluruh personalia organisasi harus bekerjasama guna mengurangi semacam itu menjadi seminim mungkin. Sisa bahan merupakan salah satu masalah khusus yang berhubungan dengan bahan baku. Ada beberapa pengertian tentang sisa bahan baku di bawah ini. Dalam buku yang berjudul  “Akuntansi Biaya” mengemukakan tentang  bahwa:
 “Sisa bahan baku adalah bahan yang mengalami kerusakan dalam proses pengerjaannya.”
(Mulyadi, 1990;151)
Sedangkan dalam buku yang berjudul  “Akuntansi Biaya” terjemahan Nirwan sembiring dan Osman Sitorus mengemukakan bahwa:
 “Barang sisa (scrap) adalah masukan yang tidak menjadi bagian keluaran tetapi masih mempunyai nilai ekonomi yang relatif sangat kecil, barang sisa dapat dijual atau digunakan kembali.”
(Charles T. Horngrendan George Foster,  1990,150)
Sedangkan dalam buku yang berjudul “Akuntansi Biaya” mengemukakan tentang bahwa pengertian sisa bahan baku adalah;
”Bahan yang tersisa atau bahan yang rusak dalam proses pengolahan produk atau pnyimpanan dan tidak dapat kembali digunakan di perusahaan.”
(R.A Supriyono,1999,103)
            Dari uraian pengertian tersebut diatas dapat ditarik kesimpulan bahwa sisa bahan baku merupakan bahahn yang tersisa atau bahan yang rusak dari proses produksi yang tidak dapat dimasukkan lagi ke dalam produksi dengan kegunaan seperti sebelumnya, tetapi mempunyai nilai ekonomi yang relatif  kecil, dan bahan tersebut mungkin dapat dipakai untuk kegunaan lain atau proses produksi lain atau bahan tersebut dapat dijual kepada pihak luar.

Sistem Harga Pokok Pesanan Dan Harga Pokok Proses

 HARGA POKOK PESANAN (JOB ORDER COSTING)

Harga pokok pesanan (job order costing) adalah cara perhitungan harga pokok produksi untuk produk yang dibuat berdasarkan pesanan.

Karakteristik perusahaan yang produksinya berdasarkan pesanan :
v  Proses pengolahan produk terjadi secara terputus-putus.
v  Jika pesanan yang satu selesai dikerjakan, proses produksi mulai dihentikan dan mulai dengan pesanan berikutnya.
v  Produk dihasilkan sesuai dengan spesifikasinya yang ditemtukan oleh pemesan yang satu dapat berbeda dengan yang lainnya.
v  Produksi ditujukan untuk memenuhi pesanan, bukan untuk memenuhi persediaan di gudang.
Ciri khusus harga pokok pesanan :
·         Tujuan produksi perusahaan adalah untuk melayani pesanan pembeli yang bentuknya tergantung pada spesifikasi pesanan, sehingga sifat produksinya terputus-putus dan setiap pesanan dapat dipisahkan identitasnya secara jelas.
·         Biaya produksi dikumpulkan untuk setiap pesanan dengan tujuan dapat dihitung harga pokok pesanan dengan realtif teliti dan adil.
·         Biaya produksi dibagi 2 jenis yaitu : Biaya langsung (direct cost) meliputi biaya bahan baku (raw material) dan biaya tenaga kerja langsung (direct labor cost) yang dihitung berdasarkan biaya sebenarnya. Dan Biaya tidak langsung (indirect cost) meliputi biaya produksi diluar biaya bahan baku dan biaya tenaga kerja tidak langsung yang dihitung berdasarkan tarif yang ditentukan dimuka.
·         Harga pokok pesanan untuk setiap pesanan dihitung pada waktu pesanan selesai diproduksi.
·         Harga pokok satuan ditetapkan dengan cara membagi total biaya suatu pesanan yang bersangkutan dengan jumlah satuan produk pesanan yang bersangkutan.
Untuk mengumpulkan biaya produksi masing-masing pesanan, dipakai harga pokok pesanan (job order cost method).
Manfaat informasi harga pokok pesanan :
1.       Menentukan harga yang akan dibebankan kepada pemesan.
2.       Mempertimbangkan penerimaan atau penolakan pesanan.
3.       Memantau realisasi produksi.
4.       Menghitung laba atau rugi tiap pesanan.
5.       Menentukan harga pokok persediaan produk jadi dan produk dalam proses yang disajikan dalam neraca.

HARGA POKOK PROSES (PROCESSING COST)

Harga pokok proses (processing cost) merupakan metode perhitungan harga pokok produk berdasarkan kepada pengumpulan biaya-biaya produksi dalam satu periode tertentu dibagi dengan jumlah unit produksi perode yang bersangkutan.

Karaktersitik produksinya, sebagai berikut :
a.       Sistem produksi merupakan sistem produksi yang berjalan terus-menerus.
b.       Produk yang dihasilkan merupakan produksi missal dan bersifat seragam (homogen).
c.       Tujuan produksinya adaah untuk membentuk persediaan (inventory).
Ciri-ciri perusahaan yang menggunakan metode perhitungan harga pokok proses dalam kegiatan operasionalnya adalah :
1.       Proses produksinya berlangsung secara terus-menerus.
2.       Produk yang dihasilkan bersifat produk standar.
3.       Tujuan produksi adalah untuk persediaan yang selanjutnya dijual.
4.       Tidak tergantung kepada spesifikasi pembeli.
Manfaat informasi yang didapat dari metode harga pokok proses adalah:
Ø  Penentuan harga jual produk yang tepat.
Ø  Memantau realisasi biaya produksi.
Ø  Menghitung laba/rugi per periodik secara transparan.
Ø  Menentukan harga pokok persediaan produk jadi dan produk dalam proses yang disajikan dalam neraca.
PERBEDAAN HARGA POKOK PESANAN DAN HARGA POKOK PROSES
1.       PERBEDAAN KARAKTERISTIK METODE HARGA POKOK PESANAN DENGAN HARGA POKOK PROSES

Perusahaan yang berproduksi massa

Perusahaan yang berproduksi atas dasar pemesanan
Proses pengolahan produk

Terus menerus (kontinyu)

Terputus-putus (intermitten)

Produk yang dihasilkan

Produk standar
Tergantung spesifikasi pemesan

Produksi ditujukan untuk
Mengisi persediaan
Memenuhi pesanan
Contoh perusahaan
Perusahaan kertas, semen, tekstil dll
Perusahaan percetakan, mebel, kontraktor dll
2.       PERBEDAAN KARAKTERISTIK PROSES PRODUKSI METODE HARGA POKOK PESANAN DENGAN HARGA POKOK PROSES

Metode Harga Pokok Proses
Metode harga Pokok Pesanan
Penghitungan Biaya Produksi
Dihitung setiap bulan atau periode penentuan harga pokok produk.
Dihitung untuk setiap pesanan.
Penghitungan Harga Pokok per Satuan
Pada akhir bulan/periode penentuan harga pokok produk.
Apabila pesanan telah selaesai diproduksi.
Rumus Perhitungan Harga Pokok per Satuan
Jumlah biaya produksi yang telah dikeluarkan selama bulan/periode tertentu dibagi dengan jumlah satuan produk yang dihasilkan selama bulan/periode yang bersangkutan
Jumlah biaya produksi yang telah dikeluarkan untuk pesanan tertentu dibagi dengan jumlah satuan produk yang diproduksi dalam pesanan yang bersangkutan.