Selasa, 19 Maret 2013

PERBEDAAN PRODUK SAMPINGAN, PRODUK GABUNGAN DAN SISA BAHAN (SCRAFT)

Produk Sampingan (By Product)
Produk Gabungan (Joint Product) dan Sisa Bahan (Scraft)
Produk sampingan umumnya didefinisikan sebagai produk dengan total nilai yang relatif kecil dan dihasilkan secara simultan atau bersamaan dengan suatu produk yang total nilainya lebih besar (produk utama). Contoh residu dan produk sampingan dalam industri perminyakan. Produk gabungan diproduksi secara bersamaan melalui suatu proses atau serentetan proses umum, dimana setiap produk yang dihasilkan memiliki lebih dari nilai nominal dalam bentuk sesuai dengan hasil pemrosesan tersebut. Produksi bersifat simultan karena proses produksi menghasilkan seluruh produk tanpa dapat dihindari. Peningkatan output salah satu produk akan menyebabkan meningkatnya kuantitas produk atau produk-produk lain, demikian sebaliknya, walaupun tidak harus dalam proporsi yang sama.
Titik pisah didefinisikan sebagai titik dimana produk tersebut dapat dipisahkan sebagai unit individual. Sebelumnya produk masih dalam satu kesatuan yang homogen.
1. Karakteristik Produk Sampingan dan Produk Gabungan
Asal mula produk sampingan:
- Muncul dari pembersihan produk utama (bisa bernilai, atau bisa menjadi sampah). Contoh gas dan tar dalam produksi arang, serbuk gergaji di tempat penggergajian.
- Muncul dari proses persiapan bahan baku sebelum digunakan dalam proses produksi produk utama. Contoh pemisahan biji kapas dari kapas, pemisahan kulit dari biji coklat.
Klasifikasi produk sampingan menurut dapat dipasarkannya produk pada titik pisah batas:
- Dijual dalam bentuk asalnya tanpa diproses lebih lanjut.
- Butuh proses lebih lanjut agar dapat dijual.
Contoh produk gabungan:
- Industri pengepakan daging; hewan asalnya satu biaya.
- Produk bensin.
- Produksi simultan berbagai jenis lem dan pemrosesan kedelai menjadi minyak dan bahan pangan.
Pengertian Sisa Bahan Baku
Pada umumnya, operasi pabrikasi tidak bisa lepas dari timbulnya kegiatan atau pengurangan keluaran yang disebabkan adanya sisa bahan (scrap). Manajemen dan seluruh personalia organisasi harus bekerjasama guna mengurangi semacam itu menjadi seminim mungkin. Sisa bahan merupakan salah satu masalah khusus yang berhubungan dengan bahan baku. Ada beberapa pengertian tentang sisa bahan baku di bawah ini. Dalam buku yang berjudul  “Akuntansi Biaya” mengemukakan tentang  bahwa:
 “Sisa bahan baku adalah bahan yang mengalami kerusakan dalam proses pengerjaannya.”
(Mulyadi, 1990;151)
Sedangkan dalam buku yang berjudul  “Akuntansi Biaya” terjemahan Nirwan sembiring dan Osman Sitorus mengemukakan bahwa:
 “Barang sisa (scrap) adalah masukan yang tidak menjadi bagian keluaran tetapi masih mempunyai nilai ekonomi yang relatif sangat kecil, barang sisa dapat dijual atau digunakan kembali.”
(Charles T. Horngrendan George Foster,  1990,150)
Sedangkan dalam buku yang berjudul “Akuntansi Biaya” mengemukakan tentang bahwa pengertian sisa bahan baku adalah;
”Bahan yang tersisa atau bahan yang rusak dalam proses pengolahan produk atau pnyimpanan dan tidak dapat kembali digunakan di perusahaan.”
(R.A Supriyono,1999,103)
            Dari uraian pengertian tersebut diatas dapat ditarik kesimpulan bahwa sisa bahan baku merupakan bahahn yang tersisa atau bahan yang rusak dari proses produksi yang tidak dapat dimasukkan lagi ke dalam produksi dengan kegunaan seperti sebelumnya, tetapi mempunyai nilai ekonomi yang relatif  kecil, dan bahan tersebut mungkin dapat dipakai untuk kegunaan lain atau proses produksi lain atau bahan tersebut dapat dijual kepada pihak luar.

1 komentar: